Tretes Night Run

Tretes Night Run 2016

Tretes terletak di kaki Gunung Arjuno dan Welirang. Hal ini membuat Tretes termasuk sebagai daerah dataran tinggi. Tak heran, kawasan ini memiliki hawa sejuk sehingga populer sebagai tempat wisata. Nah, tentu sangat menarik apabila diselenggarakan lomba lari di sini, apalagi lomba digelar pada malam hari.

Siang itu, kala matahari berposisi di atas kepala, saya sedang melaju di atas kendaraan menuju arah selatan. Mencapai Prigen, tampak daerah itu baru saja diguyur hujan. Hal ini menimbulkan sedikit kekhawatiran apakah lintasan jalan aspal masih basah atau sudah kering ketika lomba dimulai nantinya. Tiba di Tretes, tujuan pertama adalah tempat pengambilan racepack. Racepack telah diperoleh, saya pergi ke sebuah warung untuk makan siang. Tersisa waktu tiga jam sebelum lomba, masih sempat untuk makan berat asal porsinya tidak berlebihan. Continue reading

Berlari di Gunung Arjuno

?

AHAD yang lalu saya mengikuti Arjuna Welirang Ultra (AWU) dengan jarak 30K. Ini merupakan race dengan jarak paling jauh yang pernah saya ikuti. Selain 30K, kategori lainnya adalah 15K dan 60K. Startline bertempat di Kebun Teh Wonosari, Lawang. Jalur 30K dimulai dari Kebun Teh mengikuti jalur pendakian naik ke puncak Arjuno lalu turun kembali ke Kebun Teh, keluar menuju jalan beraspal kemudian menuju finishline di lokasi awal.

Saya bermalam di sekitar venue bersama beberapa peserta lainnya. Tiba di startline menjelang pukul 5 pagi sehingga praktis tidak melakukan pemanasan sebelum lomba. Seperti lomba lari lainnya, seluruh peserta bersama-sama menyanyikan lagu Indonesia Raya. Dan race dimulai tepat pukul 5 pagi. Para peserta berlari dengan bantuan head lamp karena langit masih gelap. Trek awal adalah jalur makadam melewati perkebunan teh sampai Pos 1. Melewati Pos 1, trek berganti menjadi tanah. Di sini saya merasa agak masuk angin, lalu memutuskan untuk berganti kaos karena basah. Sampai di Pos 2 Lincing, berada di urutan ke-7. Continue reading

Menengok Bung Tomo di Museum Sepuluh Nopember

?

Patung Bung Tomo

Sebagai seseorang yang sedari lahir tinggal di Surabaya saya merasa sedikit malu. Bagaimana tidak, saya belum pernah sekali pun mengunjungi Museum Sepuluh Nopember, sebuah museum yang menegaskan julukan Kota Pahlawan bagi Surabaya. Sesuai namanya, museum ini menyimpan peninggalan pertempuran 10 November 1945 di Surabaya. Syukurlah, beberapa bulan yang lalu saya sempat mengunjungi museum yang diresmikan pada tahun 2000 ini.

Museum Sepuluh Nopember dibangun di area Tugu Pahlawan. Jika dilihat dari luar area Tugu Pahlawan, keberadaan Museum Sepuluh Nopember tidak akan terlihat dengan jelas. Bangunan museum sengaja dibangun 7 meter di bawah permukaan tanah sekitarnya. Hal ini dimaksudkan supaya keberadaan gedung museum tidak mengurangi kemegahan Tugu Pahlawan. Continue reading